Sabtu, 19 Januari 2013

SILABUS PELAJARAN PENCAK SILAT.

SILABUS PELAJARAN PENCAK SILAT.
SK: 1. Memahami Hakekat Pencak Silat
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
1.1. Mengidentifikasi Sejarah Pencak Silat

1.2. Mengidentifikasi Aliran-aliran dalam Pencak Silat

-     Mempelajari tentang sejarah pencak silat.

-     Mempelajari aliran-aliran dalam pencak silat
-     Organisasi dalam pencak silat
-     Sejarah pencak silat


-     Aliran dalam pencak silat

SK: 2. Memperagakan kemampuan dasar-dasar dalam pencak silat untuk maningkatkan dan memelihara kebugaran yang berdasar konsep yang benar dan memelihara nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
2.1. Memperagakan keterampilan sikap dalam pencak silat.


2.2. Memperagakan keterampilan gerak langkah dalam pencak silat.
-     melakukan sikap tegak
-     melakukan sikap duduk
-     melakukan sikap pasang
-     melakukan sikap kuda-kuda

-     melakukan langkah lurus
-     melakukan langkah zig-zag
-     melakukan langkah segitiga
-     melakukan langkah ladam

-     sikap dalam pencak silat




-     langkah dalam pencak silat

SK: 3. Melakukan kemampuan teknik bertanding dalam pencak silat untuk maningkatkan dan memelihara kebugaran yang berdasar konsep yang benar dan memelihara nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
3.1. Melakukan keterampilan teknik memukul dalam pencak silat.








3.2. Melakukan keterampilan teknik tendangan dalam pencak silat.







3.3. Melakukan keterampilan teknik bantingan dalam pencak silat.



-   Tebak, pukulan dengan telapak tangan.
-   Tinju, pukulan dengan kepalan tangan
-   Dorong, pukulan dengan 2 telapak tangan
-   Sodok, pukulan dengan ujung-ujung jari tangan
-   Bandul, pukulan dengan tayunan kepalan tangan

-   Tendangan sabit, tendangan dengan menggunakan punggung kaki.
-   Tendangan Lurus, tendangan dengan menggunakan ujung kaki.
-   Tendangan “T”, tendangan dengan menggunakan telapak kaki.

-   Kaitan, menjatuhkan lawan dengan cara mengkait lawan dengan menggunakan kaki
-   Angkatan, menjatuhkan lawan dengan cara mengangkat lawan.
-   Ungkitan, menjatuhkan lawan dengan cara mengungkit/mengganjal lawan.
-     Serangan tangan










-     Serangan kaki









-     Teknik bantingan

SK:4.  Memahami dan memperagakan pokok-pokok peraturan pertandingan pencak silat berdasar konsep yang benar dan memelihara nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
4.1. Mengidentifikasi pokok-pokok peraturan pertandingan pencak silat yang menyangkut peserta bentanding pencak silat.

4.2. Mengidentifikasi pokok-pokok peraturan pertandingan pencak silat yang menyangkut perlengkapan  bentanding pencak silat.

4.3. Mengidentifikasi pokok-pokok peraturan pertandingan pencak silat yang menyangkut ketentuan pemenang bentanding pencak silat.


-     Penggolongan pertandingan berdasarkan umur.
-     Pembagian kelas menurut berat badan.

-     Perlengkapan dalam pencak silat: pakaian, matras, body protector,


-     Menentukan pemenanng dalam pertandingan.



-     Peserta pencak silat




-     Perlengkapan pencak silat.





-     Pemenanng dalam pencak silat


Kamis, 17 Januari 2013

KRITERIA ALAT UKUR BIDANG OLAHRAGA YANG BAIK


KRITERIA ALAT UKUR BIDANG OLAHRAGA YANG BAIK



MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
yang dibina oleh Bapak Adi Wijayanto, S.Or, S.Kom, M.Pd




Oleh:
Agus Alfan Kamil
Dwi Wiwik AR
Wahyu Ramadi





  

IKIP BUDI UTOMO
PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Desember 2012


KRITERIA ALAT UKUR BIDANG OLAHRAGA YANG BAIK

A.    MACAM-MACAM KRITERIA
Untuk memilih atau menyusun alat ukur yang baik dalkam bidang keolahragaan, sehingga menghasilkan data atau informasi pengukuran yang akurat atau relevan, dan pada akhirnya menghasilkan suatu keputusan pendidikan yang bijaksana, haruslah memenuhi kriteria-kriteria tersebut dibawah ini.
1.      Kesahihan (Validity)
a.       Pengertian.
Suatu alat evaluasi dikatakan sahih, bila ia benar-benar sesuai dengan apa yang hendak diukur. Atau dengan kata lain suatu ujian mata pelajaran tertentu dikatan sahih, jika benar-benar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai sesuai penyajian mata pelajaran itu, misalnya
-          Untuk mengukur panjang digunakan meteran, mengukur berat menggunakan timbangan berat, mengukur kecepatan lari 100 M digunakan stop watch.
-          Untuk mengukur penguasaan matematika digunkan tes matematika untuk kelas yang setara
-          Untuk mengukur passing pada permainan bola voli, digunakan tes wall bounce untuk kelas yang setara.
b.      Macam-macam Kesahihan
Ada macam-macam kesahihan, yakni:
-          Kesahihan Isi (Content validity)
Yang dimaksud dengan Content validity adalah kesahihan yang dipandang dari segi isi alat evaluasi/ukur,  yaitu sejauh mana alat tersebut isinya telah dapat dianggap mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan materi pelajaran yang akan dievaluasi.
-          Kesahihan Hubungan (Creterion Reletted Validity),
Yang dimaksud dengan Creterion Reletted Validity adalah kesahihan ditinjau dari hubungan dengan alat evaluasi/ukur lain yang dipandang sebagai kreteria untuk menentukan tinggi rendahnya kesahihan alat ukur yang sedang dipersoalkan.
            Cara menyelidiki dengan menghitung korelasi antara alat pengukur yang sedang dipersoalkan dengan kriteria. Makin tinggi koefisien korelasi antara kedua itu, berarti makin tinggi kesahihannya.



Ada macam-macam kesahihan hubungan, yakni:
-          Concurrent Validity
Kalau kreteria datangnya atau tersedia dalam waktu bersamaan dengan alat pengukur yang sedang diselidiki, misalnya alat pengukur skil tes bola voli buatan guru kelas dan kriterianya menggunakan skill tes bola voli yang sudah dibakukan.
-          Predictive Validity (kesahihan ramalan)
Yang dimaksud dengan kesahihan ramalan ini bila kriteria itu terdapat diwaktu yang akan datang sebab alat ukur itu dibuat untuk meramalkan (prediksi) tentang kegiatan.
Misalnya, alat ukur ujian skill masuk FPOK, kriteria indeks prestasi FPOK
-          Construct Validity (Kesahihan kontruksi/konsep)
Yang dimaksud dengan kesahihan kontruksi atau kesahihan konsep adalah sejauh mana hasil pengukuran dianggap sebagai telah mencerminkan rekaan (konstruc), biasanya dalam teori psikologi.
Misalnya: seorang pelatih mempunyai teori tentang penggunaan kericuan dalam suatu pertandingan untuk mencapai suatu kemenangan. Alat ukur akan dianggap sahih bila dapat mengungkap perbedaan-perbedaan antara pelatih yang satu dan pelatih yang lain.
c.       Cara mencari kesahihan pada skill test.
1.      Pada cabang olahraga perorangan.
Misalnya bulu tangkis.
      Untuk mengukur dipilih unsur-unsur penting dari olahraga bulutangkis, kemudian unsur-unsur tersebut diteskan pada kelompok siswa dan selajutnya hasil itu disusun menurut urutannya. Setelah itu setiap siswa dipertandingkan dengan sistim setengan kompetisi atau kompetisi penuh. Kalau siswa-siswa yang memperoleh hasil tes skill baik, juga menang dalam pertandingan itu atau kebanyakan dapat memenangkan dalam turnamen, ini berarti bahwa alat evaluasi itu mengukur unsur-unsur yang sesuai, maka tes itu dapat dikatakan valid.
2.      Cabang Olahraga beregu (Team Sport)
Misalnya pada olahraga bola voli
      Sekelompok pemain dites ketangkasanya dal unsur-unsur permainan bola voli (tes skill). Hasilnya dicatat dan diurutkan sesuai dengan besarnya (dari hasil yang terbaik berturut-turut ke hasil yang kurang baik).
      Tiga orang atau lebih pembina/pelatih yang benar-benar ahli tentang permainan bola voli, diminta untuk menilai secara subyektif melalui observasi masing-masing pemain, pada saat bermain bola voli. Selanjutnya diambil  nilai rata-rata dari hasil penilaian pada pelatih tersebut dan kemudiaan disusun seperti halnya pada tes ketangkasan diatas.
      Bila ada persamaan atau keseragaman antara hasil tes ketangkasan dan rata-rata nilai dari pembina ini berarti bahwa keduanya mengukur hal-hal yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes bola voli tersebut adalah sahih atau dengan kata lain para pemain yang mencapai nilai tertinggi dalam tes keterampilannya juga mempunyai urutan yang baik dari para pelatih yang memberikan penilaian secara subyektif. Dianjurkan jumlah penilai ahli adalah ganjil, 3 atau 5 orang dan seterusnya.
d.      Derajat validitas
0,80 – 1,00 =  istimewa
0,70 – 0,79 =  tinggi
0,50 – 0,69 = cukup
0,00 – 0,49 = kurang
2.      Keterandalan (Reliability)
  1. Pengertian,
Alat ukur yang baik harus tinggi reliabilitasnya. Suatu alat evaluasi/ukur dikatakan terandalkan jika ia dapat menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya. Jika alat pengukurnya terandalkan, maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan memakai alat ukur yang sama terhadap obyek dan subyek yang sama maka hasilnya akan tetap atau relatif sama. 
  1. Macam-macam Keterandalkan
-          Keterandalan Pengukuran Ulang
-          Keterandalan Pengukuran Belah Dua
-          Keterandalan Pengukuran Setara
  1. Cara mencari Keterandalan Tes.
1)      Metode Pengukuran Ulang (test-retest method)
Metode yang ideal untuk menunjukkan rehabilitas dari tiap item tes eksperimen adalah memberikan tes yang sama dua hari berturut-turut, selanjutnya dicari korelasi atau hasil dua tes itu. Bila tes itu mengukur secara tetap, akan mempunyai korelasi yang tinggi (90 atau lebih). Pelaksanaan dua hari berturut-turut dimaksudkan agar siswa tidak mempunyai kesempatan untuk berlatih, disamping itu juga tidak banyak kemungkinan perubahan dalam kondisi badan dan sikap siswa.
2)      Metode Pengukuran Belah Dua (Split Half Reliability)
Karena adanya kesulitan untuk mengadakan tes ulang, maka digunakan cara belah dua . Skor-skor dari separuh tes dapat dikorelasikan dengan skor-skor separuh yang lain. Bila tes terdiri dari terdiri dari 10 percobaan (item), maka skor dari nomor percobaan ganjil (1,3,5,7 dan 9) dikorelasikan dengan skor dari nomor percobaan genap (2,4,6,8, dan 10).
3)      Metode Pengukuran Setara
Dalam metode ini disusun dua macam tes yang setara, yang biasanya disebut istilah bentuk (form), misalnya: bentuk A dan bentuk B atau bentuk L dan bentuk M. Kedua bentuk ini dimiliki, keduanya dapat diberikan kepada siswa, masing-masing pertama kali dengan ujian bentuk A (L) dan berikutnya dengan ujian B (M).
  1. Derajat/Taraf Rehabilitas.
Besarnya koefisien rehabilitas suatu tes sehinggaalat pengukur itu dapat digunkan , haruslah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk pendidikan secara garis besar adalah sebagi berikut:
Ø  Menurut Ruch dan Staddard                         
     0,95 – 0,99 – sangat tinggi       - jarang terjadi                       
     0,90 – 0,94 – tinggi                  - tes yang baik           
     0,80 – 0,89 – sedang                - termasuk sedang bagi tes perorangan
     0,70 – 0,79 – agak rendah        - cukup bagi pengukuran kelompok  
     Kurang dari 0,69 – rendah       - tidak cukup bagi pengukuran perorangan tapi cukup untuk kelompok/sekolah     
Ø  Guilford
     0,90 – 1,00 –  korelasi sangat tinggi
     0,70 – 0,90 – korelasi tinggi
     0,40 – 0,70 – korelasi sedang
     0,20 – 0,40 – korelasi rendah
     Kurang dari 0,69 – rendah
Ø  Larson dan Yakom
1,00 – korelasi sempurna
            0,75 – korelasi tinggi
0,50 – korelasi sedang
0,25 – korelasi rendah
0,00 – korelasi tidak berarti

3.      Obyektivitas
  1. Pengertian,
Yang dimaksud dengan obyektivitas suatu alat ukur, yaitu bila dua atau tiga pengukur/pengetes memperoleh hasil yang seragam (uniform) dalam pengambilan/tes terhadap siswa/kelompok yang sama. Faktor obyektif sekurang-kurangnya harus ditentukan oleh dua orang penguji. Pengertian obyektif hampir sama dengan reliabilitas, keduanyan tentang hasil pengkuran yang tetap/seragam.
  1. Cara mencari obyektivitas.
Sebagai mana diketahui bahwa reliabilitas menunjukkanhanya ada satu penguji yang mengadakan pengukuran ulang terhadap kelompok siswa yang sama. Kenudian kedua hasil pengukuran itu dikorelasikan/dibandingkan. Sedangkan pada obyektivitas terdapat dua atau tiga pengetes terhadap kelompok yang sama dalam pengumpulan data dan kemudian hasil-hasil pengukuran itu dikorelasikan/dibandingkan. Bila hasil perhitungan korelasi itu tinggi, berarti bahwa alat ukut tersebut adalah byektif.
  1.  Derajat Obyektivitas
0,95 – 1,00 =  istimewa
            0,85 – 0,94 =  tinggi
            0,70 – 0,84 = cukup
            0,00 – 0,69 = kurang

Syarat-syarat mennyusun skill test:
  1. Tes harus mengukur kemampuan teknik yang penting
  2. Tes harus menyerupai situasi bermain sesungguhnya
  3. Tes harus mendorong bentuk gerakan yang baik
  4. Tes harus dilakukan oleh hanya seorang saja.
  5. Tes harus cukup sukar
  6. Tes harus dapat membedakan tingkat kemampuan siswa.
  7. Tes harus dilengkapi cara skore yang teliti
  8. Tes harus mempunyai cukup jumlah percobaan
  9. Tes harus menarik (interest)
  10. Tes harus ada tuntunan tertentu.
  11. Tes harus ekonomis
  12. Tes harus mempunyai kemudahan dalam pengadministrasian.


Daftar Rujukan:
Lukman OT. 2011. Evaluasi Pepmbelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Malang: PPS IKIP BUDI UTOMO MALANG. 



KRITERIA ALAT UKUR BIDANG OLAHRAGA YANG BAIK versi Power Point sedott disini Gratiss


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1- 5 TAHUN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1- 5 TAHUN


MAKALAH 
 Untuk memenuhi tugas matakuliah Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik 
yang dibina oleh Bapak Dr. Slamet Raharjo, S.Pd.,M.Or

Oleh 
Agus Alfan Kamil 
Dwi Wiwik AR



IKIP BUDI UTOMO 
PROGRAM PASCA SARJANA
 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
 Januari 2012 




BAB 1 LATAR BELAKANG
 Anak merupakan harta paling berharga bagi orang tua, bayak orang mau melakukan hal apapun demi mendapatkan seorang anak dan tidak sedikit dalam mengelurkan biaya. Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah faktor keturunan atau genetika. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kualitas seorang anak. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Perubahan-perubahan anak usia 1-5 tahun harus mendapat perhatian yang extra dari orang tua karena sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut di masa mendatang. Tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Untuk itu sebagai orang tua harus mengetahui perubahan-perubahan pada anak, sehingga anak tumbuh kembang dengan sehat.
 A. Rumusan Masalah
 - Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1- 5 tahun
 - Ciri-ciri tahapan perkembangan motorik anak usia 1- 5 tahun

B. Tujuan
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1- 5 tahun
 - Mengetahui ciri-ciri tahapan perkembangan motorik anak usia 1- 5 tahun.

 BAB II PEMBAHASAN
 A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 1- 5 Tahun
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut.
 1. Faktor Internal Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras Asia. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebaliknya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Faktor Eksternal Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi. Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan. Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.

B. Ciri-ciri tahapan perkembangan motorik anak usia 1- 5 tahun
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya:
Usia 1-2 tahun Motorik Kasar Motorik Halus • merangkak • berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong benda-benda berat • melempar bola • mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk • membuka
Usia 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang Usia 2-3 tahun Motorik Kasar Motorik Halus • melompat-lompat • berjalan mundur dan jinjit • menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki • mencoret-coret dengan 1 tangan • menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri
 Usia 3-4 tahun Motorik Kasar Motorik Halus • melompat dengan 1 kaki • berjalan menyusuri papan • menangkap bola besar • mengendarai sepeda • berdiri dengan 1 kaki • menggambar manusia • mencuci tangan sendiri • membentuk benda dari plastisin • membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
Usia 4-5 tahun Motorik Kasar Motorik Halus • menuruni tangga dengan cepat • seimbang saat berjalan mundur • melompati rintangan • melempar dan menangkap bola • melambungkan bola • menggunting dengan cukup baik • melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasukkan benang ke lubang besar

 BAB III PENUTUP
 Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang diawali dari konsepsi (pembuahan) sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses tersebut anak tumbuh menjadi lebih besar dan bertambah matang dalam segala aspek baik fisik, emosi, intelektual, maupun psikososial. Apabila terdapat suatu masalah dalam proses tersebut maka yang akan berakibat terhambatnya anak mencapai tingkat tumbuh kembang yang sesuai dengan usianya. Apabila gangguan ini berlanjut maka akan menjadi suatu bentuk kecacatan yang menetap pada anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1- 5 tahun dipengaruhi oleh faktor internal yaitu ras, gen, jenis kelamin dan faktor eksternal yaitu gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi. Perkembangan motorik anak usia 1- 5 tahun dibedakan menjadi dua bagian yaitu motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik setiap anak berbeda-beda karena dipengaruhi faktor internal dan eksternal.

 DAFTAR PUSTAKA Asnaldi, Arie. 2000. Fase-fase Keterampilan Motorik, (Online), http://pondokibu.com/parenting/ fase-fase-keterampilan-motorik.html, diakses 26 November 2011) Chamidah, A.N. 2002. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak, (Online), http://www.dokteranak.net/DETEKSI-DINI-GANGGUAN-PERTUMBUHAN-DAN-PERKEMBANGAN-ANAK-Atien-Nur-....html. diakses 26 November 2011) Mönks,F.J, Knoers, A.M.P & Haditono, S.R. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS



versi PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1- 5 TAHUN Power Point sedott disini Gratiss